Inilah kisahku dengan keluargaku. Aku terlahir sebagai anak perempuan ke lima dari lima bersaudara,tiga kakakku laki-laki dan satu kakakku perempuan. Perbedaan umur aku dengan kakak-kakakku sangat jauh,yaitu sekitar tiga belas tahun dengan kakakku yang paling muda. Keluargaku hidup dengan harmonis,meskipun ayahku telah tiada sejak aku duduk di kelas 1 SMA.
Ayahku adalah sosok pria yang aku banggakan,ayahku adalah seseorang yang setia terhadap keluarganya,pekerja keras,dan tampan. Sebelum ayahku pergi untuk selama-lamanya,beliau menderita penyakit diabetes yang mengharuskannya untuk tidak memakan makanan yang manis. Penyakit diabetes itu menyebabkan timbulnya penyakit jantung yang kemudian mengakibatkan penyakit ginjal karena kecanduan obat yang diminumnya untuk mengobati penyakit diabetes dan jantungnya. Akibat dari penyakit ginjalnya itu,ayahku diharuskan untuk mencuci darah setiap dua minggu sekali dan bertahan selama sebelas bulan.
Beberapa bulan sebelum ayahku meninggal beliau sempat koma selama tujuh jam,sehingga seluruh anggota keluargaku mendampinginya di rumah sakit. Ketika itu aku belum ikhlas untuk melepas ayahku pergi untuk selama-lamanya. Dan aku berbisik kepadanya “yah,aku belum ikhlas jika ayah pergi saat ini untuk selama-lamanya. Aku masih ingin berbakti kepada ayah,merawat ayah”. Beberapa saat setelah aku mengucapkan kata-kata itu,ayahku diharuskan untuk pindah rumah sakit. Ketika di dalam ambulans menuju rumah sakit berikutnya,ayahku tiba-tiba memuntahkan semua racun yang ada didalam tubuhnya dan kemudian tersadar dari koma-nya.setelah tersadar dari koma-nya kami pun sekeluarga menjenguknya ke UGD,namun ketika ditanya oleh dokter siapa diantara kami yang dikenal,hanya aku dan ibuku yang dikenal oleh beliau.
Setelah beberapa bulan kemudian ayahku mengalami drop. Aku merasa sedih dan kemudian memutuskan untuk shalat dhuha. Untuk pertama dan terakhir kalinya aku berdoa untuk mengikhlaskan kepergian beliau untuk selama-lamanya. Dalam doaku aku berkata “Ya Allah,jika Engkau berkenan untuk memberi ayahku kehidupan, maka angkatlah penyakitnya, jika tidak maka hamba sudah ikhlas atas kepergian beliau menghadapMu.” Dan beberapa jam kemudian ayahku pergi menghadap Yang Maha Kuasa.
Bagi kalian yang masih memiliki keluarga yang lengkap, bersyukur dan berbaktilah kepada mereka. Sebab seseorang tidak akan mengerti bagaimana berharganya sesuatu sebelum kehilangan sesuatu tersebut. Maka hargainya keberadaan mereka saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar