Dalam pemrograman, jaringan (network) hanyalah salah satu jenis dari input di mana data bisa diambil, dan output di mana data bisa dikirim. Konsep ini mempermudah pemahaman kita tentang pemrograman dalam jaringan, akan tetapi ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan sehingga pemrograman pada jaringan dapat berhasil dengan baik.
Pada Java, kita bisa menggunakan aliran input dan output untuk melakukan komunikasi pada network, seperti halnya pada file. Akan tetapi membuat koneksi jaringan antara dua komputer sedikit lebih rumit, karena ada dua komputer yang berbeda, yang keduanya harus setuju membuka koneksi. Dan ketika data dikirimkan dari satu komputer ke komputer lain, komunikasi harus dilakukan seirama sehingga data yang dikirimkan akan sampai ke komputer yang lain.
Tanpa bisa berinteraksi dengan dunia lain, suatu program tidak ada gunanya. Interaksi suatu program dengan dunia lain sering disebut input/output atau I/O. Sejak dulu, salah satu tantangan terbesar untuk mendesain bahasa pemrograman baru adalah mempersiapkan fasilitas untuk melakukan input dan output. Komputer bisa terhubung dengan beragam jenis input dan output dari berbagai perangkat. Jika bahasa pemrograman harus dibuat secara khusus untuk setiap jenis perangkat, maka kompleksitasnya akan tak lagi bisa ditangani.
Salah satu kemajuan terbesar dalam sejarah pemrograman adalah adanya konsep (atau abstraksi) untuk memodelkan perangkat I/O. Dalam Java, abstraksi ini disebut dengan aliran (stream). Bagian ini akan memperkenalkan tentang aliran, akan tetapi tidak menjelaskan dengan komplit. Untuk lebih lengkapnya, silakan lihat dokumen resmi Java.
Bagian sebelumnya memperkenalkan 8 jenis tipe data primitif dan tipe data String
. Perbedaan mendasar antara tipe primitif dan String
adalah : nilai dari tipe String
berupa objek. Objek akan dibahas pada bagian lain mengenai kelas (class). Di bagian ini kita akan belajar bagaimana String
digunakan dan juga mempelajari konsep pemrograman penting yang lain, yaitu subrutin.
Nama merupakan hal penting dalam teknik pemrograman. Dalam suatu program, nama digunakan untuk menyebut sesuatu. Untuk menggunakan "sesuatu" tersebut, programmer harus mengerti bagaimana aturan pemberian nama dan aturan untuk menggunakan nama tersebut dalam programnya. Atau dengan kata lain, programmer harus mengerti sintaks dan semantik dari nama.
C++ adalah sebuah bahasa pemrograman yang memiliki banyak dialek, seperti bahasa orang yang banyak memiliki dialek. Dalam C++, dialek bukan disebabkan oleh karena si pembicara berasal dari Jepang atau Indonesia, melainkan karena bahasa ini memiliki beberapa kompiler yang berbeda. Ada empat kompiler umum yaitu : C++ Borland, C++ Microsoft Visual, C/386 Watcom, dan DJGPP. Anda dapat mendownload DJGPP atau mungkin saja anda telah memiliki kompiler lain.
Motherboard Motherboard adalah komponen komputer tempat kita menancapkan atau memasangkan komponen-komponen komputer lainnya seperti processor, video card, sound card, hard disk, dan lain sebagainya. Motherboard berfungsi untuk menghubungkan setiap komponen-komponen komputer tersebut agar bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Setiap motherboard memiliki spesifikasi-nya masing-masing, spesifikasi seperti processor apa yang didukungnya dan berapa kapasitas maksimal RAM yang didukung oleh motherboard tersebut.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah provinsi tertua kedua di Indonesia setelah Jawa Timur, yang dibentuk oleh pemerintah negara bagian Indonesia. Provinsi ini juga memiliki status istimewa atau otonomi khusus. Status ini merupakan sebuah warisan dari zaman sebelum kemerdekaan. Kesultanan Yogyakarta dan juga Kadipaten Paku Alaman, sebagai cikal bakal atau asal usul DIY, memiliki status sebagai “Kerajaan vasal/Negara bagian/Dependent state” dalam pemerintahan penjajahan mulai dari VOC , Hindia Perancis (Republik Bataav Belanda-Perancis), India Timur/EIC (Kerajaan Inggris), Hindia Belanda (Kerajaan Nederland), dan terakhir Tentara Angkatan Darat XVI Jepang (Kekaisaran Jepang). Oleh Belanda status tersebut disebut sebagai Zelfbestuurende Lanschappen dan oleh Jepang disebut dengan Koti/Kooti. Status ini membawa konsekuensi hukum dan politik berupa kewenangan untuk mengatur dan mengurus wilayah [negaranya] sendiri di bawah pengawasan pemerintah penjajahan tentunya. Status ini pula yang kemudian juga diakui dan diberi payung hukum oleh Bapak Pendiri Bangsa Indonesia Soekarno yang duduk dalam BPUPKI dan PPKI sebagai sebuah daerah bukan lagi sebagai sebuah negara[1].
referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Daerah_Istimewa_Yogyakarta
- Obyek wisata alam yang meliputi : Gua Lawa di kec. Karangreja, Desa Wisata Karangbanjar kec. Kutasari, Wana Wisata Serang, Curug Silintang dan Silawang, Curug Siputut, Gua Ilang, Gua Genteng dan Berburu babi hutan di Kemangkon.
- Obyek wisata sejarah berupa Monumen tempat lahir Panglima Besar Jenderal Soedirman.
- Peninggalan sejarah (arkeologi)
- Sentra-sentra industri rumahan
- Petilasan tokoh masyarakat dan tokoh agama
- Potensi seni dan budaya
- Sumber Daya Alamat/SDA (flora,fauna, bahan galian dan sumber daya air)
- Produksi bahan pangan (padi sawah, padi gogo, jagung, singkong/ketela dan kedelai serta rempah-rempah)
- Produksi ternak (kambing, domba, sapi/kerbau)
- Industri kerajinan, makanan, bahan bangunan, sandang, kulit dan bahan kimia. (sapu glagah, tepung tapioka, gula kelapa, minyak atsiri, kerajinan rambut, bulu mata dan kerajinan kayu)
- Potensi pariwisata.
referensi : http://www.shodikin.20m.com/purbalingga.htm
"Perlu ada orang ketiga yang harus menengahi ini. Ya budayawan. Jangan pendekatannya dengan pendekatan politik," ujar Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komarudin Hidayat.
Komarudin mengatakan itu usai Workshop Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Hotel Alila, Jl Pecenongan, Jakarta Pusat, Selasa (30/11/2010).
Komarudin khawatir persoalan Yogyakarta antara SBY dan Sultan karena adanya unsur persaingan politik. Sehingga kebijakan terhadap Yogyakarta menjadi terpengaruh.
"Persoalannya apakah ada unsur politis antara Sultan dan Presiden? Kan Presiden sebagai pimpinan Demokrat, Sultan di luar Demokrat dan punya ambisi politik," kata mantan Ketua Panwaslu 2004 ini.
Komarudin tidak mempermasalahkan perubahan yang akan diterapkan di Yogyakarta. Namun perubahan itu jangan sampai menghilangkan warisan-warisan lama.
"Sebagai contoh seperti di Inggris dan di Belanda. Kan ada namanya Royal Family, keluarga kerajaan. Artinya demokrasi tidak berarti menghilangkan warisan-warisan lama," ungkap Komarudin.
referensi : http://www.detiknews.com/read/2010/11/30/150505/1505829/10/budayawan-harus-jadi-penengah-sby-sultan-soal-monarki-yogya?n991103605
referensi : http://videogamesindonesia.com
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang yang akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok social. Hal tersebut mengakibatkan terbentuknya suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan pada ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Maka, dengan sendirinya masyarakat meripakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama.
b. individu mempengaruhi masyrakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar masyarakatnya.
“Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).”
“Pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relative permanent yang terdapat di dalam system social (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan.
Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh ’pencon’). Orkes Gambang Kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Cina. Secara fisik unsur Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang, kromong, gendang, kecrek dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya. Disamping lagu-lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti Jali-jali, Surilang, Persi, Balo-balo, Lenggang-lenggang Kangkung, Onde-onde, Gelatik Ngunguk dan sebagainya, terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak Cina, baik nama lagu, alur melodi maupun liriknya seperti Kong Jilok, Sipatmo, Phe Pantaw, Citnosa, Macuntay, Gutaypan dan sebagainya.